Jumat, 23 Maret 2012

Cocktails for Three - Sophie Kinsella alias Madeleine Wickham


Judul: Cocktails for Three
Pengarang: Sophie Kinsella alias Madeleine Wickham
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-7102-7
Rating: 3 dari 5 bintang

Sinopsis:
Tiga wanita cerdas dan sukses, bekerja di dunia majalah yang sibuk. Mereka bertemu untuk berbagi koktail dan gosip sebulan sekali.
Roxanne: glamor, percaya diri, memiliki kekasih gelap---dan berharap pria itu akan meninggalkan sang istri dan menikah dengannya.
Maggie: ambisius dan mumpuni dalam pekerjaan, hingga ia menemukan satu hal yang tak dapat diatasinya: menjadi ibu.
Candice: polos, baik hati, jujur---hingga suatu ketika hantu masa lalunya muncul dan mengacau-balaukan hidupnya.
Pertemuan tak disangka-sangka di bar koktail menggulirkan serangkaian peristiwa yang kemudian mengguncang kehidupan mereka dan mengancam akan menghancurkan persahabatan mereka yang unik.


Novel ini adalah hadiah ulang tahun ke-18 saya dari dua orang sahabat, Fithrotul Mumtaz dan Adinda Smaradhana Rachmanto. Thanks, gaes :* Dan bisa dibilang novel ini berbeda dengan novel-nocel yang sebelumnya saya baca. Temanya yang mengenai persahabatan tiga wanita karir sangat 'tidak saya banget' mengingat saya membacanya di usia 18 tahun. Tapi sebenarnya saya lebih bisa menikmatinya daripada membaca teenlit yang menurut saya sangat mudah ditebak. Awal cerita ini berlangsung seperti biasa, persahabatan tiga wanita karir sibuk yang membuat perjanjian untuk selalu bertemu di Manhattan Bar untuk menikmati cocktail dan mengobrol setiap tanggal satu setiap bulan. Mereka sudah memulai rutinitas itu sejak Manhattan Bar masih bar kecil sampai sekarang menjadi bar besar yang terkenal. Namun persahabatan mereka yang awalnya berjalan mulus rusak sejak kedatangan Heather Trelawney. Heather adalah teman Candice saat sekolah dulu. Ayah Candice pernah menipu ayah Heather sampai bangkrut. Dan rasa menyesal itu membuat Candice merasa sangat bersalah dan rela berbuat apa saja untuk Heather. Namun Heather yang menyimpan dendam kepada Candice memanfaatkan kebaikan Candice untuk menjatuhkannya. Candice yang polos tidak menyimpan kecurigaan sedikitpun kepada Heather walaupun kedua sahabatnya sudah memeringatkan ia namun ia malah menganggap kedua sahabatnya iri akan persahabatannya dengan Heather. Hal itu lalu merusak persahabatan mereka sampai akhirnya Candice sadar siapakah yang benar-benar sahabat sejatinya.
Novel ini adalah novel yang komplit menurut saya. Karena ada unsur persahabatan, romantis, dan keluarganya. namun yang menjadi akar dari novel ini tentu saja kisah persahabatan yang manis antara tiga wanita. Novel ini seperti membuktikan kalau persahabatan sejati tidak akan lekang karena apapun.

Sabtu, 03 Maret 2012

The Lorien Legacies: I Am Number Four - Pittacus Lore

Dan akhirnya setelah hampir sebulan tidak menyentuh blog ini, saya kembali. Kesibukan kuliah membuat saya terpaksa hanya menggeletakkan saja buku-buku yang sudah selesai saya baca dengan niat akan dibuat reviewnya entah kapan. Okee, silahkan nikmati review saya :)
Judul : I Am Number Four
Pengarang : Pittacus Lore
Penerbit : Mizan Fantasi
ISBN :9789794336069
Rating : 3 dari 5 bintang

Sinopsis:
Kami ada di antara kalian, di kota kalian, menjadi tetangga kalian, tersamar. Menunggu hari, saat kami saling bertemu, untuk bertempur terakhir kalinya. Bila kami menang, kalian akan terselamatkan.Bila kami kalah, semua akan musnah.

Sepuluh tahun lalu, sembilan anak dilarikan dari planet Lorien yang hancur karena perang. Masing-masing anak itu disembunyikan di berbagai tempat di bumi agar terhindar dari musuh bebuyutan mereka yang kejam, Kaum Mogadorian. Kini satu persatu anak itu terbunuh, sesuai urutan nomornya. Satu. Dua. Tiga. Dan John Smith adalah Nomor Empat.
Namun, John Smith sudah lelah berlari. Di Paradise, Ohio, dia menemukan teman baik dan cintanya. Untuk pertama kalinya ada seorang sahabat, Sam, yang mau menerima ia apa adanya. Dan Sarah, tambatan hatinya. Sarah, yang membuat John mendapatkan kekuatan untuk berjuang dan tak hanya pasrah menjadi buruan.
John tak ingin lagi lari, dia akan melawan. Namun untuk melawan ia harus mengembangkan kekuatannya, Pusaka Lorien, atau Mogadorian akan membantainya. Berhasilkah John mengalahkan kaum Mogadorian? Ataukah John harus hidup diburu, selamanya? Ikuti kisah heroik pelarian Planet Lorien yang diklaim sebagai The Next Twilight Saga ini!

John Smith bukanlah remaja biasa. Ia adalah remaja istimewa yang sebenarnya bukan berasal dari Bumi. Ia dikirim ke Bumi bersama delapan anak lainnya dari planet Lorien karena planet mereka sedang mengalami pertempuran melawan Mogadorian dari planet Mogador. John dan sembilan anak lainnya hidup terpisah karena mereka tidak boleh bersama. Mereka hanya bisa dibunuh sesuai urutan (sejujurnya saya kasihan pada si nomor satu yang akan mati pertama) namun mantera itu akan hilang bila mereka bersama. John dan pengawasnya yang bernama Henri hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain karena Henri merasa hidup mereka tidak akan aman bila menetap di suatu tempat. Sampai akhirnya mereka menetap di Paradise, Ohio. Di tempat inilah John pertama kali menemukan sahabat dan gadis yang ia cintai. Karena itu saat suasana mulai genting John tetap bersikeras tidak mau pindah dan bertekad untuk tidak kabur lagi. Ia akan melawan Mogadorian itu. Maka dimulailah latihan panjang dan perjuangan John untuk tetap bisa bertahan di Paradise, Ohio demi orang-orang yang ia cintai ..

Membaca novel ini membutuhkan waktu yang sangat lama bagi saya. Padahal saya sudah memiliki novel ini sejak awal bulan November namun baru mulai saya baca pertengahan bulan November dan baru saja selesai kemarin. Waaw, sangat lama untuk sebuah novel yang oleh banyak orang dikatakan sebagai novel bagus. Tapi membaca sinopsisnya yang mengatakan kalau novel ini diklaim sebagai The Next Twilight Saga, sepertinya wajar kalau saya membutuhkan waktu lama untuk menamatkannya. Saya bukan penggemar Twilight. Satu-satunya novel karangan Stephenie Meyer yang pernah saya baca hanya New Moon, dan itu hanya 15 halaman awal. Oke, kembali ke I Am Number Four. Saya tidak bilang kalau novel ini jelek. Novel ini bagus juga kalau menurut saya, bahkan saya sempat merasa tidak sanggup berhenti membaca. Yaitu saat John mulai bertempur melawan para mogadorian. Tapi bagian sebelum John bertemu mogadorian berjalan sangaaat lambat sehingga membuat saya bosan. Bagian awal hanya diceritakan bagaimana kehidupan baru John di Paradise. Bersekolah, berlatih, dan pacaran. Tidak ada hal yang seru sehingga saya merasa bosan dan seringkali berhenti membaca dan lebih memilih membaca buku lain. Tapi semua kejenuhan saya terbayar dengan bagian di mana John bertempur melawan mogadorian. Pittacus Lore menceritakannya dengan sangat apik sehingga saya ikut terhanyut dan merasa ikut ada di pertempuran itu. Rasanya sedih saat novel ini akhirnya tamat, tapi beruntung saya sudah membeli lanjutan novel ini: The Power of Six.